Senin, 23 Mei 2011

PENGGUNAAN METODE KELOMPOK TUTOR SEBAYA
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATERI LOGIKA DAN TRIGONOMETRI
BAGI SISWA KELAS X SMA STELLA MARIS BSD
TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011





Disusun oleh :
NANANG RISTIYADI, S.Pd
090562



PT. STELLA MARIS INTERNATIONAL EDUCATION
SMA STELLA MARIS BSD
2011

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL………………………………………………………………     i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….     ii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….    iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...    iv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………     1
    A. Latar belakang……………………………………………………….     1
    B. Rumusan Masalah…………………………………………………..     3
    C. Tujuan penelitian…………………………………………………..…     3
    D. Manfaat Penelitian…………………………………………………...     3
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR………………….     5
    A. LANDASAN TEORI……………………………………………….....     5
        1.     Metode Pembelajaran…………………………………………..     5
        2.    Metode Diskusi – Kelompok Tutor Sebaya…………………..     7
        3.    Hasil Belajar Matematika……………………………………….    10
    B. KERANGKA BERPIKIR……………………………………………..    11
BAB III PROSEDUR PENILAIAN………………………………………………    13
    A. Setting Penelitian…………………………………………………….    13
    B.    Tehnik Pengumpul Data…………...……………………………….    14
    C.    Alat Pengumpul Data………..………………………………………    14
    D.    Validasi Data…………………………………………………………    14
    E.    Indikator Keberhasilan………………………………………………    14
    F.     Prosedur Penelitian Tiap Siklus……………………………..……..    15
BAB IV HASIL PENELITIAN.…………………………………………………..    20
    A.    Tempat Penelitian……………………………………………………    20
    B.    Hasil Penelitian Siklus 1…………………………………………….    20
    C.     Hasil Penelitian Siklus 2…………………………………………….    21
    D.     Hasil Penelitian Siklus 3…………………………………………….    23
    E.    Hasil Penelitian……….……………………………………………..    24
BAB V PENUTUP……………………………………………………………….    27
    A.    Kesimpulan…………………………………………………………..    27
    B.    Saran………………………………………………………………….    28
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..     v
LAMPIRAN……………………………………………………………………….     vi

 
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas segala anugerahnya, sehingga penulis mampu menyelesaikan karya tulis dengan judul "Penggunaan Metode Kelompok Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar materi Logika dan Trigonometri Bagi Siswa Kelas X SMA Stella Maris BSD Tahun Pelajaran 2010 – 2011".
Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Yosef Suwanto S. Ag. selaku kepala sekolah, dan rekan-rekan guru SMA Stella Maris BSD.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangannya, karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun demi sempurnanya karya tulis ini, akan diterima dengan baik.
Pada akhirnya besar harapan penulis agar hasil karya ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.


         
                    Penulis

  
BAB I
PENDAHULUAN


  1. Latar Belakang
    Sekolah sebagai sarana pendidikan yang berperan memberikan proses pengajaran kepada peserta didik. Dalam proses penyelenggaraannya, pendidikan di sekolah terbagi kedalam 3 proses, yakni input, proses, dan output. Ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lain. "Inti dari kegiatan pendidikan di sekolah adalah proses pembelajaran atau proses bagaimana membuat siswa belajar. Guru merupakan faktor untuk menentukan metode dalam upaya meningkatkan keefektifan pembelajaran agar proses belajar mengajar bisa lebih bermakna dan dapat mencapai hasil yang optimal. Pembelajaran akan sangat bermakna jika dengan pembelajaran tersebut, siswa menjadi lebih mudah dalam memahami pelajaran, dan dengan pembelajaran itu pula siswa menjadi senang dan termotivasi untuk belajar serta tidak mudah jenuh". ( M.Sobry Sutikno, 2005)
    " Ditinjau berdasarkan paradigma pendidikan: lnput-Proses-Output, struktur dan mekanisme praktik pendidikan yang dilaksanakan tersebut terlalu menekankan aspek proses. Hal ini tidak aneh karena pengambil kebijaksanaan mendasarkan pada premis bahwa kalau proses berjalan dengan baik secara otomatis akan menghasilkan output yang berkualitas".
    (
    www://pakguruonline.pendididkan.net/wacana_pdd_14.html)

    Meninjau pada hasil belajar yang sering kali menjadi tolak ukur pencapaian peserta didik dalam menyerap materi ataupun mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Maka hasil belajar yang mencapai KKM ataupun memuaskan sangat diharapkan. Namun dalam prosesnya peserta didik biasanya mengalami kendala pada beberapa mata pelajaran tertentu yang biasanya menjadi momok bagi mereka, salah satunya ialah pelajaran matematika. Banyak faktor yang menjadi kendala terhambatnya proses penyerapan materi dalam pelajaran matematika, biasanya hal tersebut dikarenakan sugesti yang sudah berakar bahwa pelajaran matematika itu sulit, lemahnya penyerapan kecepatan berhitung dan logika yang dimiliki peserta didik, materi dengan tingkat kesulitan yang tinggi maupun faktor dari tenaga pendidik yang kurang mampu menyampaikan materi dengan baik, karena menggunakan metode pembelajaran tidak efektif.
    Pada pelajaran matematika, materi logika dan trigonometri merupakan beberapa materi dengan kesulitan yang tinggi. " Dalam pembelajaran matematika sebenarnya telah banyak upaya yang dilakukan oleh guru kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun usaha itu belum menunjukan hasil yang optimal. Rentang nilai siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai terlalu mencolok. Untuk itu perlu diupayakan pula agar rentang nilai antar siswa tersebut tidak terlalu jauh yaitu dengan memanfaatkan siswa yang pandai untuk menularkan kemampuannya pada siswa lain yang kemampuannya lebih rendah. Tentu saja guru yang menjadi perancang model pembelajaran harus mengubah bentuk pembelajaran yang lain"(
    Suyitno Amin. 2004). Dilandasi keinginan untuk mencari metode pembelajaran yang tepat dan efisien untuk meningkatkan hasil belajar materi trigonometri dari siswa SMA Stella Maris BSD inilah, maka peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tindakan kelas ini.

     

      
    1.     Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh. (www.wikipedia.co.id) sedangkan pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan peserta didik .(Dimyati dan Mudjiono dalam M. Sobry Sutikno,2005)
          Didalam pengertiannya metode mengajar merupakan metode yang dilakukan oleh seorang pendidik atau seorang guru kepada anak didik pada saat mengajar (www.wikipedia.co.id), sedangkan menurut Andi Hakim Nasution ( 1988 ) yang menyatakan bahwa dalam suatu pengajaran yang berkaitan dengan suatu materi kurikulum tertentu prinsip keterlaksanaan dipenggaruhi oleh empat komponen pokok yaitu pembawa materi, penyaji materi, pendekatan, dan penerima materi. Pengaturan materi kurikulum tersebut dinamakan strategi belajar mengajar. Strategi merupakan istilah lain metode atau pendekatan.
          Pada pengajaran matematika sampai sekarang ini masih menggunakan strategi belajar mengajar langsung dan sempit. Maksudnya adalah materi pelajaran yang dibawakan guru itu sempit (dikumpulkan oleh guru itu sendiri), penyajinya guru itu sendiri pendekatan yang digunakan deduktif dan siswa yang menerimanya adalah kelompok besar.
          Metode pengajaran dalam dunia pendidikan digunakan untuk menjadikan proses belajar mengajar menjadi efektif. Menurut M. Sobry Sutikno (2005) pembelajaran efektif ialah suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan.
      Jenis-jenis metode pembelajaran dalam konteks interaksi edukatif, menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000) terbagi menjadi:
      1. Metode proyek
      2. Metode eksperimen
      3. Metode pemberian tugas (resitasi)
      4. Metode diskusi
      5. Metode bermain peran
      6. Metode sosio drama
      7. Metode demostrasi
      8. Metode karyawisata
      9. Metode tanya jawab
      10. Metode latihan
      11. Metode bercerita
      12. Metode ceramah
          Dan menurut (Sumiyati dan Asra, 2007) secara umum penerapan metode pembelajaran meliputi empat kegiatan utama, yaitu:
      1. Kegiatan Awal Yang Bersifat Orientasi
        Pada kegiatan orientasi, guru berupaya memfokuskan perhatian dan kesiapan siswa untuk mempelajari materi pembelajaran. Biasanya kegiatan ini memanfaatkan tehnik penjelasan. Dapat pula penjelasan yang diberikan dipadukan dengan mengajukan pertanyaan.
      2. Kegiatan Inti Dalam Proses Pembelajaran
        Pada kegiatan inti, guru menggunakan metode-metode pembelajaran tertentu yang bertujuan memberi kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
      3. Penguatan Dan Umpan Balik
        Pada kegiatan penguatan dan umpan balik, guru memberi tugas yang harus dikerjakan siswa yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah dipelajari.
      4. Penilaian
            Pada kegiatan akhir, dilakukan penilaian terhadap keberhasilan yang dicapai siswa melalui proses belajar yang dilakukan.
       
    2. Metode Diskusi - Kelompok Tutor Sebaya
      1. Metode Diskusi
            Metode diskusi menurut Conny Semiawan, dkk ialah suatu cara penyampaian pelajaran melalui sarana pertukaran pikiran untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Metode diskusi memiliki keuntungan, antara lain:
        1. mempertinggikan peran serta secara perorangan
        2. mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan
        3. memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain
            Diskusi dapat dilakukan antara guru dengan seluruh kelas, guru dengan sekelompok sisiwa, siswa dengan siswa dalam kelompok, dan siswa dengan siswa dalam kelas. Dengan demikian, yang dapat menjadi pemimpin diskusi tidak hanya guru, tetapi lebih baik jika guru membimbing siswa agar mampu memimpin diskusi. Kalau demikian, guru dapat dikatakan berhasil.
            Tidak semua persoalan patut didiskusikan. Persoalan yang patut didiskusikan hendaknya memiliki syarat-syarat:
        1. menarik perhatian siswa
        2. sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
        3. memiliki lebih dari satu kemungkinan pemecahan atau jawaban, bukan kebenaran tunggal
        4. pada umumnya tidak mencari mana jawaban yang benar, melainkan mengutamakan pertimbangan dan perbandingan

      2. Metode Diskusi kelompok Tutor Sebaya
            Setiap metode pembelajaran mempunyai kesesuaian dengan bentuk-bentuk belajar tertentu. Pertimbangan untuk memilih metode pembelajaran disamping didasarkan atas kepentingan pencapaian tujuan, juga kesesuaian dengan bentuk belajar tersebut. Dalam prakteknya, seringkali penggunaan metode pembelajaran ini tidak berdiri sendiri tetapi dipadukan dengan metode pembelajaran lain.
            Menurut Conny Semiawan dkk (1992), untuk menerapkan pembelajaran yang aktif maka perlu memperhatikan sejumlah prinsip psikologi belajar, yakni Prinsip Motivasi, Prinsip Latar atau Konteks, prinsip Keterarahan kepada Titik Pusat atau fokus Tertentu, prinsip Hubungan Sosial atau Sosialisasi, Prinsip Belajar Sambil Bekerja, Prinsip Perbedaan Perorangan atau Individualisasi, Prinsip Menemukan, Prinsip Pemecahan Masalah.
            Didasarkan pada prinsip hubungan sosial atau sosialisasi yang dapat diartikan bahwa dalam belajar para siswa perlu dilatih untuk bekerja sama dengan rekan-rekan sebayanya. Maka metode diskusi kelompok tepat digunakan. Modifikasi metode pembelajaran yang didasarkan pada diskusi kelompok, tetapi dengan menggunakan siswa pandai agar memberikan bantuan kepada siswa yang kurang pandai. Pembelajaran tersebut adalah pembelajaran tutor sebaya.
            Kuswaya Wihardit dalam Amin Suyitno (2004) menuliskan bahwa "pengertian tutor sebaya adalah seorang siswa pandai yang membantu belajar siswa lainnya dalam tingkat kelas yang sama" .
            Sisi lain yang menjadikan matematika dianggap siswa pelajaran yang sulit adalah bahasa yang digunakan oleh guru. Dalam hal tertentu siswa lebih paham dengan bahasa teman sebayanya daripada bahasa guru. Itulahsebabnya pembelajaran tutor sebaya diterapkan dalam proses pembelajaran  matematika.
        Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno (2004) menyatakan bahwa "Metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya."
            Menurut Miller (1989) dalam Amin Suyitno (2004) berpendapat bahwa "Setiap saat murid memerlukan bantuan dari murid lainnya, dan murid dapat belajar dari murid lainnya." Jan Collingwood (1991) dalam Amin Suyitno (2004) juga berpendapat bahwa "Anak memperoleh pengetahuan dan keterampilankarena dia bergaul dengan teman lainnya."
            Percobaan tutor sebaya telah berlangsung dan menunjukkan keberhasilan dibeberapa negara maju, di Indonesia hal ini sedang mengalami proses penerapan disekolah sebagai variasi dari suatu metode pembelajaran . Conny Semiawan (1992) menjelaskan jika bantuan diberikan kepada teman sekelasnya disekolah, maka:
        1. beberapa siswa yang pandai disuruh mempelajari suatu topik
        2. guru memberikan penjelasan umum tentang topik yang akan dibahas
        3. kelas dibagi dalam kelompok dan siswa yang pandai disebar ke setiap kelompok untuk memberikan bantuannya
        4. guru membimbing siswa yang perlu mendapat bimbingan khusus
        5. jika ada masalah yang tidak terpecahkan, siswa yang pandai meminta bantuan terhadap guru
        6. guru mengadakan evaluasi
            Dari uraian tersebut di atas selanjutnya dapat dikembangkan dalam bentuk soal yang lain untuk dijadikan bahan pembelajaran dalam kelompok-kelompok kecil. Dengan demikian oleh model pembelajaran ini dalam diri siswa akan tertanam kebiasaan saling membantu antar teman sebaya.Agar model pembelajaran tutor sebaya mencapai tingkat keberhasilan yang diharapkan, Miler dalam Amin Suyitno (2004) menuliskan saran penggunaan tutor sebaya sebagai berikut.
        1. Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai.
        2. Jelaskan tujuan itu kepada seluruh siswa (kelas). Misalnya : agar pelajaran matematika dapat mudah dipahami.
        3. Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai.
        4. Gunakan cara yang praktis.
        5. Hindari kegiatan pengulangan yang telah dilakukan guru.
        6. Pusatkan kegiatan tutorial pada keterampilan yang akan dilakukan tutor.
        7. Berikan latihan singkat mengenai yang akan dilakukan tutor.
        8. Lakukanlah pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutor sebaya.
        9. Jagalah agar siswa yang menjadi tutor tidak sombong.

    3. Hasil belajar Matematika.
          Penekanan pembelajaran matematika lebih diutamakan pada proses dengan tidak melupakan pencapaian tujuan. Proses ini lebih ditekankan pada proses belajar matematika seseorang. Tujuan yang paling utama dalam pembelajaran matematika adalah mengatur jalan pikiran untuk memecahkan masalah bukan hanya menguasai konsep dan perhitungan walaupun sebagian besar belajar matematika adalah belajar konsep struktur ketrampilan menghitung dan menghubungkan konsep-konsep tersebut. Andi Hakim Nasution (1988) mengemukakan bahwa dengan menguasai matematika orang akan belajar menambah kepandaiannya.
          Sementara itu Nana Sudjana (1995) mengemukakan bahwa hasil belajar matematika adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman belajarnya.
          Berdasarkan pandangan-pandangan dari para ahli tersebut diatas maka yang dimaksud dengan hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah hasil dari seorang siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika yang diukur dari kemampuan siswa tersebut dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika.

  2. Kerangka Berpikir.
        Penggunaan metode pembelajaran yang tepat maka tujuan pencapaian pembelajaran yang tertuang pada hasil belajar siswa akan dapat dicapai. Dalam hal ini dengan pencapaian nilai di atasa KKM. Maka siswa dianggap telah mampu menguasai materi.
        Metode diskusi adalah metode yang baik digunakan agar siswa selalu terlibat secara langsung dalam pembelajaran, sehingga dengan keterlibatan ini materi yang dibahas akan selalu teringat dalam pemikirannya dan konsep yang harus dikuasai siswa akan mudah diterimanya. Berdasarkan dengan dengan prinsip hubungan antar siswa atau sosialisasi yang menyatakan bahwa dalam belajar para siswa perlu dilatih untuk bekerja sama dengan rekan-rekan sebayanya. Maka metode diskusi kelompok tutor sebaya tepat digunakan yakni suatu modifikasi metode pembelajaran yang didasarkan pada diskusi kelompok, tetapi dengan menggunakan siswa pandai agar memberikan bantuan kepada siswa yang kurang pandai.
        Bertolak dari pemikiran bahwa membawa siswa sebagai tutor sebaya yang dapat menyampaikan bahasa yang lebih mudah dipahami siswa lain dalam pembelajaran akan memudahkan siswa menerima konsep yang harus dikuasainya maka secara otomatis langkah membawa diskusi kelompok tutor sebaya dalam belajar ini merupakan suatu langkah yang efektif untuk menyampaikan suatu materi ajar.

        Secara grafis pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat digambarkan dengan bentuk diagram sebagai berikut :


    Gambar
    Diagram kerangka berpikir

    BAB III
    PROSEDUR PENELITIAN


    1. Setting Penelitian.
    1. Tempat Penelitian
          Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan mengambil lokasi di SMA Stella Maris BSD, Kota Tangerang Selatan dengan pertimbangan:
      (a)     Di SMA Stella Maris BSD, perlu adanya penelitian tentang metode pembelajaran yang paling efektif sehingga hasil belajar materi logika dan trigonometri bagi siswa kelas X
      (b)     Kemudahan dalam pelaksanaan penelitian karena peneliti merupakan staf pengajar di SMA Stella Maris BSD .
      (c)     Adanya hubungan yang baik antara peneliti dengan seluruh warga sekolah

    2. Waktu Penelitian
          Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Januari 2011 (untuk hasil belajar materi logika), bulan Februari 2011 (untuk hasil belajar trigonometri), dan bulan Maret 2011 dengan menggunakan hasil belajar midsemester (gabungan materi logika dan trigonometri).

    1. Populasi dan Sampel Penelitian
          Populasi dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X SMA Stella Maris BSD tahun ajaran 2010–2011 karena materi logika dan trigonometri terdapat pada jenjang kelas X, dan sampel penelitian yang diambil adalah kelas X.1 yang berjumlah 24 siswa.
      1. Tehnik Pengumpulan Data
            Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan tehnik yakni Tes Tertulis. Tes tertulis disini digunakan untuk mengumpulkan data siswa berkenaan hasil belajar materi logika dan trigonometri yang dikuasai siswa, sebelum dan setelah siswa mengikuti suatu proses perlakuan yang dilakukan oleh peneliti, yakni nilai ulangan harian dan mid semester genap sehingga didapatkan hasil yang akurat dan dapat menggambarkan secara jelas kemampuan siswa dalam menguasai materi logika dan trigonometri tersebut.

      1. Alat Pengumpul Data.
            Untuk mengetahui kemampuan yang dikuasai siswa dalam penguasaan materi yang dijadikan obejek penelitian ini, peneliti menggunakan alat yang berupa tes tertulis yang telah dirancang oleh peneliti yakni tes ulangan harian dan tes mid semester genap.

      2. Validasi Data
            Penelitian ini dipergunakan untuk mencari suatu metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan penguasaan materi logika dan trigonometri secara efektif dan efisien, sehingga arah penelitian ini yaitu mengaktifkan dan memberi kepahaman pada siswa dalam penguasaan materi logika dan trigonometri dengan efektif, dan untuk pengukuran masalah tersebut peneliti menggunakan alat pengumpul data yang berupa tes tertulis yang berupa soal dan dilengkapi dengan kisi – kisi soal secara lengkap.
       
      1. Indikator Keberhasilan
            Hasil penelitian tindakan kelas ini tercapai sesuai dengan harapan bila dalam penelitian ini :
        1.     Penguasaan materi logika dan trigonometri kelas X SMA Stella Maris BSD pada akhir penelitian ini mengalami peningkatan jumlah siswa yang memiliki nilai diatas KKM dengan membandingkan hasil belajar pada ulangan harian dan mid semester genap.
        2.     Penguasaan materi logika dan trigonometri kelas X SMA Stella Maris BSD pada akhir penelitian ini mengalami peningkatan nilai rata-rata kelas dengan membandingkan hasil belajar pada ulangan harian dan mid semester genap.
        3.     Penggunaan metode pembelajaran diskusi kelompok tutor sebaya merupakan metode yang efektif untuk mengajarkan materi logika dan trigonometri, dalam hal ini ditandai dengan peningkatan hasil belajar .

      2. Prosedur Penelitian Tiap Siklus
            Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwasannya pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 3 siklus namun bila dari dari tiga siklus yang direncanakan masih terdapat masalah yang harus dipecahkan maka dapat dilanjutkan dengan siklus berikutnya.
            Pelaksanaan prosedur penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
        1. Diskripsi siklus 1.
          1. Tahap perencanaan tindakan.
          Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
          1. Peneliti menyusun silabus yang berkaitan dengan materi logika.
          2. Peneliti merancang skenario pembelajaran melalui pendekatan kelompok besar.
          3. Merancang alat pengumpul data yang berupa tes dan digunakan untuk mengetahui pemahaman kemampuan siswa yang berkaitan dengan materi logika.
        2. Tahap pelaksanaan tindakan.
          1. Pada siswa diberikan penjelasan umum tentang tujuan penelitian tindakan kelas sesuai dengan rancangan yang telah direncanakan, baik mengenai pengumpulan data maupun kegiatan–kegiatan yang lain.
                Kegiatan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi:
                (a) Memberikan penjelasan secara umum tentang pokok bahasan yang diajarkan dengan mengunakan metode pembelajaran aktif dengan tehnik menstimulir rasa ingin tahu siswa.
                (b) Mendorong siswa yang belum aktif untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran.
                (c) Mengamati dan mencatat siswa yang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
                (d) Mengumpulkan hasil pengujian yang diperoleh siswa dalam mengerjakan tugas.
                (e) Menganalisa hasil tes yang diberikan setelah siswa diajar dengan tehnik kelompok besar.
          2. Peneliti mengajar sesuai dengan skenario pembelajaran klasikal yang telah dirancang
          3. Peneliti memberikan evaluasi berupa ulangan harian pada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa berkaitan dengan materi logika.
        3. Tahap observasi tindakan.
          Peneliti mengamati kejadian yang terjadi pada saat siswa mengikuti pengajaran dan menanyakan pada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.
    1. Tahap refleksi.
      Peneliti menganalisa hasil belajar pada ulangan harian dan hasil observasi yang dilakukan pada siswa guna menentukan langkah berikutnya.
      Peneliti membuat pengelompokkan siswa didasarkan pada hasil yang didapatkan siswa pada evaluasi yang dilakukan.

      1. Diskripsi siklus 2.
      a.    Tahap perencanaan tindakan.
      Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
      1. Peneliti menyusun silabus yang berkaitan dengan materi trigonometri.
     
     


     

    (www://pakguruonline.pendididkan.net/wacana_pdd_14.html)

Jumat, 20 Mei 2011

ALAT PERAGA MATEMATIKA
DISUSUN OLEH
Nanang Ristiyadi, S.Pd

Mengapa diperlukan alat peraga matematika?
  • Matematika merupakan suatu ilmu sekaligus seni yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk suatu struktur yang abstrak
Mengapa diperlukan alat peraga matematika?
Pandangan konstruktivis tentang anak belajar sebaiknya membangun sendiri arti dari pengalamannya dan interaksi dengan orang lain, sedangkan tugas guru mendampingi siswa agar memperoleh pengalaman belajar yang bermakna (meaningful learning experience) bagi siswa


PENGERTIAN
  • Media pengajaran adalah semua benda yang menjadi perantara terjadinya proses belajar
  • Alat peraga merupakan media pengajaran yang membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari (Elly Estiningsih, 1994)
Alat peraga matematika adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip dalam matematika (Djoko Iswadji, 2003)
Sarana merupakan media pengajaran yang berfungsi sebagai alat untuk melakukan kegiatan belajar

Manfaat penggunaan alat peraga matematika yang tepat
  • mempermudah abstraksi
  • memudahkan, memperbaiki atau meningkatkan penguasaan konsep atau fakta
  • memberikan motivasi pada siswa melalui seni matematika
  • memberikan variasi pembelajaran
  • meningkatkan efisiensi waktu
  • menunjang kegiatan matematika di luar kelas
  • meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar

Fungsi alat peraga

  • Sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep matematika
  • Sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep melalui belajar sambil bermain
  • Sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara konsep matematika dengan dunia di sekitar kita serta aplikasi konsep dalam kehidupan nyata




ALAT PERAGA MATEMATIKA




LOMPAT KATAK


 

KEGUNAAN

Menemukan suatu barisan dan pola bilangan dengan cara bermain



ATURAN PERMAINAN

  • Pindahkan dua kelompok katak yang berlainan warna, sehingga kedua kelompok katak tersebut akan bergantian tempat (kedua kelompok pasak dipisahkan oleh sebuah lubang dan masing-masing kelompok berdiri berjajar)
  • setiap kali melangkah hanya boleh mengangkat satu pasak
  • dalam melakukan perpindahan, hanya boleh melompati satu katak yang berlainan warna atau bergeser ke lubang di dekatnya

CARA KERJA

  • Ambil satu katak yang berada paling depan, pindahkan katak tersebut dengan cara menggeser ke lubang yang ada di dekatnya
  • Ambillah katak lainnya yang berlainan warna dengan katak semula melompati katak yang pertama kali dipindahkan
  • Geserlah katak (yang sewarna dengan katak yang melompat) ke lubang di dekatnya
  • Ambillah katak yang berwarna gelap melompati katak-katak di depannya, demikian seterusnya, sampai kedua kelompok katak tersebut bergantian tempat
  • Banyaknya langkah perpindahan tergantung banyaknya pasang katak yang akan dipindahkan



 
MASALAH

Berapakah banyaknya langkah perpindahan yang paling pendek yang diperlukan untuk memindahkan: 1, 2, 3, dan seterusnya sampai n buah pasang pasak.


TEOREMA PYTHAGORAS


Nama alat : MODEL PYTHAGORAS

Konsep : GEOMETRI DAN PENGUKURAN
Fungsi : Membuktikan rumus pythagoras bahwa kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi siku-sikunya dengan menggunakan luasan bidang persegi pada masing-masing sisi segitiga.

Petunjuk penggunaan:



Sebelum melakukan pembuktian, terlebih dahulu dijelaskan bahwa luas persegi yang paling besar (yang sisinya sama dengan hypotenusa ) sama dengan jumlah luas dua persegi yang ukuran sisinya sama dengan sisi siku siku segitiga.

Dengan mengangkat kepingan (blok-blok) yang ada pada dua persegi dengan ukuran sisi siku siku segitiga, kemudian memasangkannya pada persegi yang paling besar sedemikian sehingga termuat dan menutupinya dengan pas ( tidak boleh ada celah dan tidak boleh saling menumpuk)


VOLUME LIMAS

Nama Alat : Volume Limas
Konsep : GEOMETRI DAN PENGUKURAN
Fungsi : Menentukan rumus volume limas melalu percobaan
 

Alat / bahan yang diperlukan:

  • Kertas karton yang sudah dibentuk menjadi 6 buah limas
  • Setiap limas alasnya berbentuk persegi dengan tinggi limas sama dengan ½ kali panjang sisi persegi

Cara Kerja

  • Susunlah keenam buah limas di atas sehingga membentuk jaring jaring sebuah kubus
  • Bentuklah jaring jarring tersebut sehingga membentuk sebuah kubus


Permasalahan

  • Jika panjang rusuk kubus adalah s, maka tinggi limas adalah ½ s berapakah volume kubus ?
  • Apakah hubungan antara kubus dan limas tersebut
  • Apa yang dapat disimpulkan mengenai volume limas berdasarkan hubungan tersebut ?


KARTU DOMINO MATEMATIKA
Nama alat : KARTU DOMINO MATEMATIKA
Konsep : Aljabar
Fungsi : Menanamkan konsep operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan dan pemfaktoran bentuk aljabar

Bahan Yang diperlukan:

  • Kertas semacam kartu domino berjumlah 28 lembar (terbagi menjadi 2 bagian dan dipisahkan dengan garis)
  • Pada kedua bagian tersebut bertuliskan bentuk bentuk aljabar ( kalau pada kartu domino bertuliskan bulatan bulatan dengan jumlah tertentu)
Pemain: Dapat dimainkan oleh 2 , 3, 4, atau 5 orang



Petunjuk Penggunaan:

  • Pasangkanlah bentuk bentuk aljabar yang senilai atau jika diselesaikan memilik nilai yang sama ( seperti pada permainan domino )
  • Semua pemai harus ikut menentukan kebenaran dari kartu yang dibuka
  • Mulailah dari kartu yang kedua bagiannya bernilai sama ( dalam domino disebut BALAK)
  • Jika ada pemain yang tidak mempunyai kartu bernilai sama dengan kedua ujung kartu yang sudah dibuka, maka giliran dilanjutkan dengan pemain berikutnya (lewat)
  • Pemenangnya adalah pemain yang mempunyai sisa kartu paling sedikit 
MENARA HANOI


Nama alat : MENARA HANOI
Konsep : barisan Bilangan dan Deret
Fungsi : Menemukan suatu barisan dan pola bilangan dengan cara bermain



Bahan Yang diperlukan:
  • Lempengan berbentuk lingkaran terbuat dari triplek/ gabus dengan diberi lobang pada pusatnya. Ukuran lempeng lempeng tersebut bervariasi dari kecil sampai yang besar
  • Sebuah lebaran triplek papan yang memuat tiga tiang sebagai tempat memasukkan lempengan lempengan



Cara Penggunaan/ kegiatan yang dilakukan:
  • Pindahkan lempengan dari tiang 1 ke tiang 2 atau 3 satu persatu
  • Dari langkah di atas, lempengan yang kecil harus selalu berada di atas ( tidak boleh di bawah)
  • Lempengan boleh dikembalikan lagi ke tiang 1
  • Hitunglah banyak langkah yang diperlukan

Permasalahan:
  • Berapa langkah minimal yang diperlukan untuk menyusun 2, 3, 4, 5 atau 6 lempengan ke tiang 2 atau 3 ? ( lempengan yang kecil selalu berada di atas )
  • Dengan menentukan pola permasalahan di atas, tentukan rumus untuk menentukan banyak langkah minimal untuk menyusun n lempengan.


DADU UNTUK PELUANG


Nama alat : DADU UNTUK PELUANG
Konsep : Peluang
Fungsi : Untuk melakukan suatu percobaan dan menentukan titik sampel dan ruang
sampel


Bahan Yang diperlukan:
  • Selembar triplek/fiber yang dipotong potong menjadi 6 buah persegi yang kongruen
  • Lem yang digunakan untuk menempelkan ke enem persegi di atas sehingga terbentuk sebuah kubus
  • Spidol/cat yang digunakan untuk menuliskan bulatan bulatan berjumlah 1 – 6 pada tiap sisi kubus di atas

Cara Penggunaan/ kegiatan yang dilakukan:

  • Lakukanlah suatu percobaan melempar satu dadu atau dua dadu bersamaan
  • Dari percobaan di atas, dapat ditentukan titik sampel dan ruang sampel
  • Kita bisa juga menentukan titik sampel dan ruang sampel percobaan melempar 3 dadu bersamaan, melempar bersamaan sebuah dadu dengan sekeping uang logam, melempar bersamaan dua buah dadu dan sekeping uang logan dan sebagainya untuk menentukan titik sampel dan ruang sampel percobaan tersebut


ALMANAK BINER


Nama alat : ALMANAK BINER
Konsep : Peluang
Fungsi : Untuk melakukan suatu percobaan dan menentukan kemungkinan kemunculan suatu titik sampel



Bahan Yang diperlukan:    
  • Selembar mika wood berukuran 120 cm x 120 cm dengan dipasang 5 buah lampu pijar masing-masing beserta saklarnya.
  • Spidol besar permanen yang digunakan untuk menuliskan bilangan-bilangan tertentu dalam 5 kelompok dengan masing-masing kelompok disertai dengan Kompetensi tentang sukubanyak, fungsi komposisi dan fungsi invers, buah lampu pijar.

Cara Penggunaan/ kegiatan yang dilakukan:

  • Salah satu siswa meminta ke siswa lain supaya menyebutkan dalam hati sebuah bilangan mulai dari 1 sampai 31.
  • Dari bilangan yang dipilih itu, tanyakan apakah ada di dalam kelompok bilangan pertama sampai dengan kelompok bilangan kelima.
  • Jika bilangan yang disebut dalam hati ada didalam kelompok bilangan tertentu, maka lampu harus dinyalakan.
  • Dari sebuah atau beberapa lampu yang menyala, maka siswa yang memberi pertanyaan dapat langsung menyebutkan dengan tepat angka yang disebutkan dalam hati.





PERMAINAN MENGATUR LETAK BILANGAN



KEGUNAAN



Meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam operasi hitung penjumlahan


 

SEGITIGA AJAIB SEDERHANA     
 

SEGITIGA AJAIB SEMBILAN TITIK




Aturan Permainan :

I. Segititiga Ajaib sederhana :

    Disediakan bilangan bilangan 1 sampai 6. Aturlah bilangan bilangan itu pada tempat yang disediakan sehingga setiap sisi segitiga memuat JUMLAH bilangan yang sama.


II. Segititiga Ajaib Sembilan Titik

    Disediakan bilangan bilangan 1 sampai 9. Aturlah bilangan bilangan itu pada tempat yang disediakan sehingga setiap sisi segitiga memuat JUMLAH bilangan yang sama.


LINGKARAN AJAIB I



Disediakan bilangan bilangan 1 sampai dengan 6. Aturlah bilangan bilangan 1 sampai 6 tersebut pada tempat yang telah disediakan sehingga setiap lingkaran memuat JUMLAH bilangan yang sama.

 


LINGKARAN AJAIB II



Disediakan bilangan bilangan 1 sampai dengan 12. Aturlah bilangan bilangan 1 sampai 12 tersebut pada tempat yang telah disediakan sehingga setiap lingkaran memuat JUMLAH bilangan yang sama.







PERSEGI AJAIB



 
TANGRAM CHINA




Alat dan bahan yang diperlukan :

2 buah Segitiga siku-siku sama kaki besar

1 buah Segitiga siku-siku sama kaki sedang

1 buah persegi

1 buah jajargenjang

2 buah Segitiga siku-siku sama kaki kecil



 
FUNGSI 

  • Pengenalan bangun-bangun datar
  • Konsep luas bangun datar dengan satuan tidak baku
  • Konsep kekekalan luas
  • Meningkatkan kreativitas siswa
  • Melatih daya imajinasi anak menyusun bangun-bangun geometri

     
Menyusun potongan-potongan Tangram



Bentuk segitiga siku-siku sama kaki




Bentuk persegipanjang



 
Bentuk jajargenjang



Bentuk binatang



Bentuk Lilin dan tempatnya